A. PENDAHULUAN
Inflasi adalah suatu peristiwa ekonomi yang ketika harga barang
naik secara umum atau bersama-sama dan berlangsung secara terus-menerus.
Inflasi juga menunjukan gejala menurunnya nilai uang rupiah terhadap barang dan
jasa. Dengan peningkatan tingkat harga secara umum maka masyarakat cuma dapat membeli
barang dalam jumlah yang lebih kurang dibandingkan dengan pembelian sebelum
terjadinya kenaikan harga akan suatu barang tersebut. Oleh karena itu, inflasi
mencerminkan penurunan dalam kuasa beli uang.[1]
Inflasi yang terjadi dalam suatu negara dapat dijadikan tolak
ukur untuk mengetahui banyak atau tidaknya uang yang beredar dalam masyarakat
karena biasanya jika harga barang naik secara terus-menerus dan secara umum di
masyarakat maka dikatan sebagai inflasi. Tetapi tingkat harga yang dianggap
tinggi belum tentu menunjukan inflasi karena kadang harga akan suatu barang ada
yang mengalami kenaikan harga dalam waktu yang relative singkat. Seperti yang
kita ketahui bahwa suatu hal dapat dikatakan sebagai inflasi jika proses
kenaikan harga naik secara terus-menerus dan dapat memberikan suatu pengaruh
bagi kestabilan perekonomian. Inflasi dapat menyebabkan perubahan yang sangat
luas terhadap kegiatan ekonomi masyarakat. Inflasi mencerminkan stabilitas
harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti semakin besar adanya
kecenderungan ke arah stabilitas harga. Namun masalah inflasi tidak hanya
berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa. Inflasi juga sangat
berkaitan dengan purchasing power atau daya beli dari masyarakat.
Tingkat inflasi yang tinggi akan menurunkan daya beli
masyarakat akan suatu produk. Untuk bisa bertahan pada tingkat daya beli
seperti sebelumnya, para pekerja atau masyarakat harus mendapatkan gaji paling
tidak sebesar tingkat inflasi. Kalau tidak, rakyat tidak lagi mampu membeli
barang-barang yang diproduksi. Jika barang-barang yang diproduksi tidak ada
yang membeli maka akan banyak perusahaan yang berkurang
keuntungannya. Sehingga hal ini dapat mendorong perusahaann untuk
mengurangi tenaga kerja atau buruh dengan mem-PHK para buruh.
Terkadang inflasi juga memberikan kesan dalam sebuah perekonomian yaitu
munculnya dampak positif dan negatif. Karena hal inilah maka pengendalian
laju inflasi adalah penting dalam rangka mengendalikan angka pengangguran
ataupun dampak lain yang dapat mengganggu kestabilan ekonomi. Mengingat
pentingnya pengendalian maka sejak tahun 1990-an berbagai negara mulai
menerapkan kebijakan inflation targeting yang bertujuan
untuk membentuk dan mengarahkan ekspektasi masyarakat kepada tingkat inflasi
yang rendah sebagai target dan memberikan pedoman kepada pelaku pasar (baik
konsumen maupun produsen) dan para pembuat kebijakan untuk ikut mewujudkan
target inflasi. [2] Faktor
yang lebih penting dalam penentuan pengeluaran pemerintah adalah tujuan ekonomi
yang ingin dicapai pemerintah. Pemerintah sangat penting peranannya dalam perekonomian.
Kegiatannya dapat memanipulasi atau mengatur kegiatan perekonomian ke arah yang
di inginkan. Adapun tujuan penting dari kegiatan pemerintah yaitu mengatasi
masalah-masalah inflasi ataupun masalah lain yang terdapat dalam perekonomian
suatu negara. Maka pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mengatasi
berbagai masalah tersebut yaitu kebijakan moneter ataupun kebijakan fiskal.
B. PENYEBAB TERJADINYA INFLASI DALAM PEREKONOMIAN
Seiring dengan berjalannya perkembangan zaman disuatu negara
maka semakin banyak perubahan dan masalah yang terjadi di suatu
negara itu. Seperti yang dirasakan sekarang ini, jumlah uang yang
beredar dimasyarakat semakin banyak sehingga menyebabkan terjadinya
kenaikan harga secara terus menerus atau secara umum akan barang yang di
namakan dengan inflasi. Inflasi sangat rentan
terjadi dimasyarakat. Menurut penyebabnya inflasi dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis yaitu sebagai berikut :
1. Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation)
Inflasi permintaan berpuncak karena ketidak seimbangan antara
jumlah permintaan dengan jumlah penawaran barang. Jika terjadi jumlah
peningkatan permintaan yang tinggi dengan jumlah penawaran, maka inflasi akan
terjadi. Keadaan ini terjadi apabila peningkatan permintaan berlaku pada masa
pada masa ekonomi negara yang berada pada tingkat guna tenaga penuh, dimana
baruh bekerja dengan cepat guna menampung permintaan yang melambung
besar. Inflasi ini terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan
sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya permintaan terhadap
barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan
terhadap faktor-faktor produksi. Meningkatnya permintaan terhadap faktor
produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat.
Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total yang
sewaktu-waktu perekonomian bisa berada dalam situasi atau keadaan full
employment. [3]
Permintaan masyarakat akan suatu produk atau barang yang sangat
banyak menyebabkan suatu perusahaan memproduksi barang yang banyak pula tentu
dengan menaikan harga produksi yang cukup tinggi dibandingkan dengan
harga sebelumnya. Dan juga inflasi ini bisa di sebabkan oleh permintaan
yang berlebihan akan suatu produk dipasar sertamembanjirnya
likuiditas di pasar juga disebabkan oleh kemampuan bank sentral dalam mengatur
peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi
spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan
2. Inflasi desakan biaya (cost push inflation)
Inflasi desakan biaya terjadi akibat meningkatnya biaya
produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output)
yang dihasilkan ikut naik. Seperti harga bahan baku, bahan bakar, ataupun upah
pekerja didalam suatu perusahaan mengalami kenaikan. Naiknya biaya produksi
mendorong perusahaan untuk mengurangi jumlah barang yang di tawarkan.
Akibatnya, penawaran secara agregat berkurang dan tingkat harga secara umum
menjadi naik. Kenaikan biaya produksi ini di pengaruhi oleh berbagai faktor
yaitu karena adanya peningkatan harga komoditi yang diatur oleh pemerintah, dan
juga karena menurunya nilai tukar uang yang di sebabkan karena banyaknya uang
yang beredar di masyarakat. dan juga karena kenaikan atau peningkatan tingkat
pendapatan jagi atau upah. Pendapatan yang tinggi kecendrungan seseorang untuk
berbelanja misalnya pegawai-pegawai yang sudah menjadi PNS sehingga membuat
perusahaan menaikan harga barang yang di tawarkan kepada produsen terutama bagi
usaha-usaha swasta karena banyaknya pemintaan dalam sebuah ekonomi. Biasanya,
peningkatan pendapatan pembeli terjadi ketika ekonomi mengalami pertumbuhan
yang tinggi. Naiknya semua biaya produksi menyababkan sebuah perusahaan menjual
barang dengan harga yang relatif tinggi dari penjualan sebelumnya.
Inflasi dorongan biaya ini biasanya menyebabkan penawaran
agregat berkurang naiknya biaya produksi disebabkan oleh naiknya harga input
pokok. Misalnya kenaikan upah minimum provinsi (UPM) dan BBM akan menyebabkan
biaya produk barang output sektor industri menjadi mahal, sehingga mengurangi
penawaran agregat, sehingga inflasi akan disertai kontraksi ekonomi, sehingga
jumlah output (PDB) menjadi lebih kecil.
Ada juga beberapa hal lain yang dapat mempengaruhi
terjadinya inflasi yaitu peningkatan inflasi diimfor yaitu adanya peningkatan
harga diluar negeri. Dimana dalam sebuah negara melalui import
terjadi kenaikan harga maka akan memberikan kesan kepada harga dalam negeri.
Dan juga bisa disebabkan karena penurunan kadar pertukaran uang.
C. DAMPAK INFLASI BAGI PEREKONOMIAN SUATU NEGARA
Setiap masalah yang terjadi disuatu negara pasti memberikan
dampak bagi suatu negara itu baik dari segi positif dan negatifnya. Begitu juga
dengan inflasi, dampak dari inflasi itu tergantung pada tingkat inflasi yang
terjadi yaitu parah atau tidaknya. Apabila inflasi itu ringan, maka akan
memberikan dampak yang baik atau positif bagi masyarakat dalam arti dapat
mendorong perekonomian masyarakat menjadi lebih baik dimana masyarakat dapat
meningkatkan pendapatan nasional, dan membuat orang menjadi semangat untuk
menabung, bekerja, ataupun melakukan infestasi karena semakin mereka merasa
jika semakin banyak mereka bekerja semakin banyak uang yang akan mereka dapat
untuk kebutuhan hidupnya. Sebaliknya jika inflasi itu termaksud inflasi parah
atau inflasi tinggi maka akan menimbulkan atau menyebabkan berbagai masalah
sosial, bahkan keadaan perekonomian menjadi kacau dan terjadi ketidak stabilan
ekonomi. Terjadinya inflasi ini bisa membuat masyarakat menjadi merosot dan
terpuruk dari waktu ke waktu.
Adapun berbagai masalah sosial yang muncul dari inflasi yang
tinggi adalah[4]:
1. Menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat
Dimana tingkat kesejahteraan masyarakat ini dapat diukur dengan
tingkat daya beli masyarakat akan suatu barang sehingga mempengaruhi pendapatan
yang diperoleh. Inflasi menyebabkan daya beli pendapatan yang semakin rendah,
khususnya bagi masyarakat yang berpenghasilan kecil dan tetap. Misalnya seorang
yang berpenghasilan rendah maka orang tersebut tidak dapat menyesuaikan antara
penghasilan atau pendapatannya dengan laju inflasi. tingkat harga akan suatu
barang yang dari waktu kewaktu semakin tinggi. Maka makin tinggi tingkat
inflasi, maka makin cepat penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat.
2. Makin buruknya distribusi pendapatan
Dimana karena banyaknya kebutuhan masyarakat yang semakin banyak
diiringi juga dengan semakin tinggi harga akan suatu barang maka akan
menyababkan ketidak stabilan bagi msyarakat antara pendapatan dengan kebutuhan
yang harganya semakin meningkat secara terus menerus. Dampak buruknya inflasi
terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dihindari jika pertumbuhan
tingkat pendapatan lebih tinggi dari tingkat inflasi. Misalnya jika tingkat
inflasi mencapai angka 20% pertahun, maka pertumbuhan tingkat pendapatan harus
lebih besar dari 20% per tahun. Tetapi dilihat dari pendapatan riil masyarakat
semakin memburuk.
3. Terganggunya stabilitas ekonomi
Stabilitas ekonomi secara sederhana yaitu sangat kecilnya
tindakan spekulasi dalam perekonomian. Dimana produsen memproduksi barang pada
kapasitas optimal, dan konsumen memakai barang dan jasa secara optimal sesuai
dengan kebutuhan mereka. Kondisi ini mulai terganggu bila inflasi yang relatif
tinggi terjadi. Inflasi mengganggu kestabilan ekonomi dengan merusak perkiraan
tentang masa depan para pelaku ekonomi. Inflasi yang kronis atau besar
menumbuhkan perkiraan bahwa harga-harga akan suatu barang dan jasa akan terus
mengalami kenaikan. Karena makin tingginya nilai atau harga suatu barang dan
jasa maka penawaran akan barang dan jasa itu akan berkurang. Akibatnya, akibatnya
kelebihan permintaan membesar dan mempercepat laju inflasi. Dengan handirnya
kondisi ini maka tentu saja kondisi ekonomi akan menjadi semakin memburuk.
Jadi secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya
investasi di suatu negara. Serta mendorong kenaikan suku bunga, mendorong
penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan,
ketidak stabilan ekonomi, serta merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan
masyarakat.
D. INTERVENSI PEMERINTAH DALAM MENGATASI INFLASI
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar.
Penyebab inflasi diantara jumlah uang yang beredar terlalu banyak sehingga
dengan kebijakan ini diharapkan jumlah uang yang beredar dapat dikurangi menuju
kondisi normal.
Kebijakan moneter
dapat dilakukan melalui instrument-instrumen berikut:
a. Politik diskonto (Politik uang ketat)
Dimana bank menaikkan suku bunga sehingga jumlah uang yang
beredar dapat dikurangi.Kebijakan diskonto dilakukan dengan menaikkan tingkat
bunga sehingga mengurangi keinginan badan-badan pemberi kredit untuk
mengeluarkan pinjaman guna memenuhi permintaan pinjaman dari masyarakat.
Akibatnya, jumlah kredit yang dikeluarkan oleh badan-badan kredit akan
berkurang, yang pada akhirnya mengurangi tekanan inflasi.
b. Politik pasar terbuka
Dalam keadaan seperti ini bank sentral menjual obligasi atau
surat berharga ke pasar modal untuk menyerap uang dari masyarakat dan dengan
menjual surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang
beredar sehingga jumlah uang beredar dapat dikurangi dan laju inflasi dapat
lebih rendah.Operasi pasar terbuka (open market operation), biasa
disebut dengan kebijakan uang ketat (tight money policy), dilakukan
dengan menjual surat-surat berharga, seperti obligasi negara, kepada masyarakat
dan bank-bank. Akibatnya, jumlah uang beredar di masyarakat dan pemberian
kredit oleh badan-badan kredit (bank) berkurang, yang pada akhirnya dapat
mengurangi tekanan inflasi.
c. Peningkatan cash ratio
Kebijakan persediaan
kas artinya cadangan yang diwajibkan oleh Bank Sentral kepada bank-bank umum
yang besarnya tergantung kepada keputusan dari bank sentral/pemerintah. Dengan
jalan menaikan perbandingan antara uang yang beredar dengan uang yang mengendap
di dalam kas mengakibatkan kemampuan bank untuk menciptakan kredit berkurang
sehingga jumlah uang yang beredar akan berkurang. Menaikkan cadangan uang kas
yang ada di bank sehingga jumlah uang bank yang dapat dipinjamkan kepada
debitur/masyarakat menjadi berkurang. Hal ini berarti dapat mengurangi jumlah
uang yang beredar.
2. Kebijakan
Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang berhubugan dengan
finansial pemerintah. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang ditempuh
pemerintah dalam perpajakan dan pengeluaran pemerintah atau anggaran untuk
memengaruhi pengeluaran agregat. Kebijakan
fiskal dapat dilakukan melalui instrument berikut:
a. Mengatur penerimaan dan pengeluaran
pemerintah, sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa
dikendalikan. Pemerintah tidak menambah pengeluarannya agar anggaran tidak
defisit.
b. Menaikkan pajak. Dengan menaikkan pajak,
konsumen akan mengurangi jumlah konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk
membayar pajak. Dan juga akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat
berkurang dan ini berpengaruh pada daya beli masyarakat yang menurun, dan
tentunya permintaan akan barang dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya
berkurang.
3. Kebijakan Non Moneter
Kebijakan nom moneter adalah kebijakan yang tidak berhubungan
dengan finansial pemerintah maupun jumla uang yang beredar, cara ini merupakan
langkah alternatif untuk mengatasi inflasi. Kebijakan non moneter dapat
dilakukan melalui instrument berikut:
a. Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil
produksinya. Cara ini cukup efektif mengingat inflasi disebabkan oleh kenaikan
jumlah barang konsumsi tidak seimbang dengan jumlah uang yang beredar. Oleh
karena itu pemerintah membuat prioritas produksi atau memberi bantuan (subsidi)
kepada sektor produksi bahan bakar, produksi beras.
b. Menekan tingkat upah. Dimana dini tingkat upah
atau gaji yang di berikan kepada kaum buruh harus stabil, dalam pengertian
bahwa upah tidak sering dinaikan karena kenaikan yang relatif sering dilakukan
akan dapat meningkatkan daya beli dan pada akhirnya akan meningkatkan
permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan dan pada akhirnya akan menimbulkan
inflasi.
c. Pemerintah melakukan pengawasan harga dan
sekaligus menetapkan harga maksimal.
d. Pemerintah melakukan distribusi secara
langsung.
Dimaksudkan disini
agar harga tidak terjadi kenaikan, hal ini seperti yang dilakukan pemerintah
dalam menetapkan harga tertinggi (harga eceran tertinggi/HET). Pengendalian
harga yang baik tidak akan berhasil tanpa ada pengawasan. Pengawasan yang tidak
baik biasanya akan menimbulkan pasar gelap. Untuk menghindari pasar gelap maka
distribusi barang harus dapat dilakukan dengan lancar, seperti yang dilakukan
pemerintah melalui Bulog atau KUD.
Penanggulangan inflasi yang sangat parah (hyper inflation)
ditempuh dengan cara melakukan sneering (pemotongan nilai mata uang).Sanering
berasal dari bahasa Belanda yang berarti penyehatan, pembersihan, reorganisasi.
Kebijakan sanering antara lain:
a. Penurunan nilai uang
Pembekuan sebagian simpanan pada bank–bank dengan
ketentuan bahwa simpanan yang dibekukan akan diganti menjadi simpanan jangka
panjang oleh pemerintah. Senering ini pernah dilakukan oleh pemerintah pada
tahun 1960-an pada saat inflasi mencapai 650%. Pemerintah memotong nilai mata
uang pecahan Rp. 1.000,00 menjadi Rp. 1,00.
b. Kebijakan yang berkaitan dengan output.
Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah
output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijakan penurunan bea masuk sehingga
impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang di dalam negeri
cenderung menurunkan harga.
c. Kebijakan penentuan harga dan indexing.
Ini dilakukan dengan penentuan ceiling price.
d. Devaluasi adalah penurunan nilai mata uang
dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Jika hal tersebut terjadi biasanya
pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil.
Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan dengan menurunnya nilai uang satu
negara terhadap nilai mata uang asing. Devaluasi juga merujuk kepada kebijakan
pemerintah menurunkan nilai mata uang sendiri terhadap.
Berbagai upaya lain
juga dilakukan pemerintah untuk mengatasi inflasi agar tidak berkelanjutan
karena jina inflasi terjadi dalam waktu yang lama maka bisa menyebabkan
banyaknya angka pengangguran yang terjadi di suatu negara. Adapun kebijakan
lain yang dilakukan pemerintah yaitu:
1. Kebijakan
segi penawaran
Kebijakan segi penawaran adalah kebijakan
pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi perusahaan, sehingga
barang dan jasa yang ditawarkan lebih banyak dan lebih murah. Contohnya
pemerintah memberikan bantuan subsidi kepada pengusaha kecil menengah.
2. Kebijakan
Energi
Kebijakan energi adalah kebijakan dalam
menggunakan energi seefisien dan seoptimal mungkin yang didalamnya terdapat
usaha penghematan energi. Misalnya kebijakan konfersi minyak tanah ke gas LPG
guna penghematan penggunaan bahan bakar minyak oleh masyarakat.
3. Kebijakan
Penetapan Harga
Kebijakan penetapan harga adalah kebijakan
dalam menentukan harga-harga pada tingkat tertentu pada komoditas yang
menguasai hajat hidup orang banyak. Contohnya penetapan tarif dasar listrik
oleh pemerintah.
4. Kebijakan
Neraca Pembayaran
Kebijakan ini merupakan kebijakan yang
digunakan oleh pemerintah untuk
memantau keadaan neraca pembayaran guna memengaruhi nilai tukar. Contohnya
larangan impor atau kuota produk tertentu dilakukan guna melindungi para
pengusaha lokal dari serbuan produk asing. [5]
E. KESIMPULAN
inflasi merupakan proses kenaikan harga secara terus-menerus dan
dapat memberikan suatu pengaruh bagi kestabilan perekonomian. Inflasi dapat
menyebabkan perubahan yang sangat luas terhadap kegiatan ekonomi
masyarakat. Inflasi mencerminkan stabilitas harga, semakin rendah nilai
suatu inflasi berarti semakin besar adanya kecenderungan ke arah stabilitas
harga.
Inflasi yang terjadi di berbagai negara memberikan dampak yang
sangat besar bagi warga negaranya yaitu memningkatkan kesenjangan ekonomi,
mengurangi daya saing barang ekspor karena harga barang mahal, meningkatnya
kegiatan spekulatif, menurunnya daya beli masyarakat, menimbulkan ketidak
pastian ekonomi atau perekonomian yang tidak stabil, dan mengurangi tingkat
investasi. Terjadinya inflasi ini bisa membuat masyarakat menjadi merosot
dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Masalah-masalah ekonomi yang sering terjadi di suatu negara
harus bisa di kendalikan karena kesejahteraan masyarakat maupun kestabilan
ekonomi sangat teganggu. Kita tidak bisa mendindari akan adanya inflasi tinggal
bagaimana pemerintah ataupun bank sentral mengatur jumlah uang yang beredar
agar tidak berlebihan. Memang untuk mengendalikan inflasi ini tidak mudah,
tetapi pengendalian sangat perlu. Maka pemerintah mengeluarkan berbagai
kebijakan untuk mengatasi berbagai masalah yang terjadi disuatu negara terutama
inflasi yaitu kebijakan moneter, kebijakan fiscal, dan kebijakan non moneter.
Kebijakan moneter disini adalah kebijakan yang bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar.
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang berhubugan dengan finansial
pemerintah. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang ditempuh
pemerintah dalam perpajakan dan pengeluaran pemerintah atau anggaran untuk
memengaruhi pengeluaran agregat.
selain kebijakan itu ada juga Kebijakan nom moneter dimana kebijakan ini
merupakan kebijakan yang tidak berhubungan dengan finansial pemerintah maupun
jumla uang yang beredar, cara ini merupakan langkah alternatif untuk mengatasi
inflasi.
DAFTAR PUSTAKA
Rahardja Pratama dan
Manurung Mandala, 2008. Pengantar ilmu ekonomi. Fakultas ekonomi universitas
Indonesia. Surabaya.
Putri Julaiha.
2011. Hubungan pengangguran dan inflasi. Terdapat padahttp://wordpress.com/2011/03/22/hubungan-pengangguran-dan-inflasi-di-indonesia.
Diakses pada tanggal 14
November 2012
Putra. 2012. Kebijakan pemerintah untuk mengatasi
permasalahan ekonomi makro. Terdapat pada http://blogspot.com kebijakan
pemerintah untuk mengatasi permasalahan ekonomi makro. Di akses pada
tanggal 14 November 2012.
[1] Rahardja Pratama dan
Manurung Mandala, 2008. Pengantar ilmu ekonomi. Fakultas ekonomi universitas
Indonesia. Surabaya.
[2] Rahardja Pratama dan
Manurung Mandala, 2008. Pengantar ilmu ekonomi. Fakultas ekonomi universitas
Indonesia. Surabaya.
[3] Putri Julaiha. 2011. Hubungan pengangguran dan
inflasi. Terdapat padahttp://wordpress.com/2011/03/22/hubungan-pengangguran-dan-inflasi-di-indonesia.
Diakses pada tanggal 30 oktober 2012
[4] Rahardja Pratama dan Manurung Mandala, 2008.
Pengantar ilmu ekonomi. Fakultas ekonomi universitas Indonesia. Surabaya.
[5] Putra. 2012. Kebijakan pemerintah untuk mengatasi
permasalahan ekonomi makro. Terdapat padahttp://blogspot.com kebijakan
pemerintah untuk mengatasi permasalahan ekonomi makro. Di akses pada tanggal 30
oktober.
Inflasi naik ya harga barang naik.. itu yang bikin kita teriak-teriak sih..
BalasHapusada ga sih cara biar ga kena inflasi?
investasi yang aman dari inflasi
Artikel ini sangat bermanfaat sekali https://www.mildaini.com/2019/05/tips-memilih-pinjaman-kta-yang-aman-agar-tidak-tertipu.html
BalasHapus